Sahabat Anas r.a. menuturkan, “Aku pernah berjalan bersama Rasulullah SAW. Ketika itu beliau membawa selimut Najran, yang pada pinggirnya tebal. Dan, saat bertemu dengan seorang Badui, tiba-tiba ia menarik selendang beliau itu dengan tarikan yang sangat keras. Aku melihat leher Nabi SAW dan kulihat pada lehernya tampak bekas ujung selimut itu, karena kerasnya tarikan orang Badui itu. Lalu, orang itu berkata, “Wahai Muhammad, berikanlah kepadaku harta Allah yang ada padamu ini!”. Beliau menoleh kepada orang Badui ini dan tertawa. Kemudian, beliau memenuhi permintaan orang Badui tersebut,” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Pada hadis yang berbeda, Abu Hurairah r.a. menuturkan bahwa ada seseorang berkata kepada Rasulullah, “Sesungguhnya aku mempunyai keluarga yang selalu aku hubungi. Namun, mereka memutuskan silaturahmi denganku. Aku pun selalu berbuat baik kepada mereka. Tapi, mereka berbuat jahat kepadaku, Aku juga selalu berbuat santun kepada mereka. Namun, mereka selalu tidak tahu diri.”
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Jika keadaanmu memang seperti apa yang engkau ceritakan ini, maka seakan-akan engkau menabur abu panas kepada mereka. Dan, engkau akan senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah SWT, karena ulah mereka, selama engkau tetap melakukan hal demikian.” (HR Muslim)
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Jika keadaanmu memang seperti apa yang engkau ceritakan ini, maka seakan-akan engkau menabur abu panas kepada mereka. Dan, engkau akan senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah SWT, karena ulah mereka, selama engkau tetap melakukan hal demikian.” (HR Muslim)
Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan sesama manusia. Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS Ali ‘Imran [3]: 134). “Dan, sungguh bagi orang yang sabar dan suka memaafkan, (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan,” (QS Asy-Syura [42]: 43).
Semoga bermanfaat!