Friday, September 14, 2012

Balasan Bagi Pemimpin Yang adil

Kekhalifahan Abbasiyah merupakan pemerintahan Islam kedua yang berkuasa di Baghdad, setelah Khalifah Umar bin Khattab meninggal dunia. Di bawah kepemimpinan Al-Ma'mun, Islam mencapai puncak kejayaan. Wilayah kekuasaan Islam terbentang dari pantai Atlantik di barat sampai tembok besar Cina.

Suatu hari, Al-Ma'mun, khalifah ke-7 yang berkuasa tahun 813-833 Masehi, mendengar kabar jika Raja Kisra, penguasa daratan Persia yang telah lama meninggal dunia, dahulunya raja yang selalu berperilaku adil. Bahkan ketika ajal menjemput, raja penyembah api itu tetap konsisten menjunjung tinggi keadilan untuk rakyatnya.

Sebelumnya, Kisra merupakan raja Persia yang hidup pada masa Nabi Muhammad SAW. Dahulu, nabi pernah mengirimkan surat kepada Raja Kisra, mengajaknya memeluk Islam. Namun Raja Kisra menolak ajakan itu, bahkan surat Rasullulah SAW disobek.

"Aku pernah dengar, bahwa bumi tidak akan merusak tubuh para raja yang berbuat adil," Kata Al-Ma'mun seperti dikutip dari buku kisah keadilan para pemimpin Islam tulisan Nasiruddin.

Untuk membuktikan kebenaran tersebut, Al-Ma'mun bersama beberapa pleton prajuritnya bergegas menuju negeri Kisra yang sudah menjadi wilayah kekuasaan Islam. Setelah sekian lama menempuh perjalanan, akhirnya Al-Ma'mun sampai di tempat yang sangat teduh, lokasi makam Raja Kisra.

Segera dia memerintahkan pasukannya untuk membongkar makam. Betapa terkejutnya Al-Ma'mun melihat kondisi jenazah Raja Kisra. Badannya tetap utuh tidak rapuh dimakan hewan tanah, dan juga pakaian yang dikenakan sang raja tetap baru dan tidak berubah sama sekali.

Tidak hanya itu, Al-Ma'mun juga melihat cincin yaqut berwarna merah yang terbuat dari batu bury merah, di jari jenazah Raja Kisra. Cincin yaqut merupakan simbol pemeluk Majusi.

Seketika itu dia percaya akan keberadaan kabar yang pernah diterimanya. "Dia adalah seorang Majusi yang menyembah api, tetapi Allah SWT tidak mengabaikan kebaikan keadilannya terhadap rakyat," kata Al-Ma'mun.

Setelah mendapat kebenaran, segera Al-Ma'mun menutup kembali makamnya. Bahkan untuk menghormati keadilan sang raja, khalifah menutup jenazah dengan pakaian sutera yang dilapisi emas. Untuk menjaga makam dari upaya pencurian oleh pihak tertentu, Khalifah Al-Ma'mun menutup kuburannya dengan cairan timah.

Sumber