Tuesday, July 30, 2013

Apakah Muntah itu Membatalkan Puasa..??



Assalamu'alaikum wr wb,

Apakah muntah dengan tidak sengaja dapat membatalkan puasa? Muntah saya dikarenakan mencium aroma yang busuk sehingga saya tidak dapat menahan gejolak di perut saya. Demikian pertanyaan saya.

Wednesday, July 24, 2013

Batal Apa Tidak Puasa Kalau Lupa Niat Karena Ketiduran ?

Seorang penanya di rubrik interaktif Banjarmasin Post (Tribunnews.com Network) bertanya tentang niat puasa yang terlupa.

"ASSALAMU'ALAIKUM, batalkah puasanya orang yang habis sahur terus tertidur dan lupa membaca niat berpuasa," demikian pertanyaannya.

Bahaya Tidur Setelah Sahur


Tidur setelah sahur memang tidak haram. Namun, dari sisi ilmu gizi dan kesehatan tidur setelah makan sangat tidak dianjurkan bahkan dalam kategori dilarang karena dampak buruknya sangat banyak.

Pramono, ahli gizi dari Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin dalam tulisannya kepada Tribunnews.com mengatakan dampaknya antara lain perut akan jadi buncit karena saat tidur tubuh jadi hemat energi dan secara otomatis lemak akan mudah tertimbun di perut kita.

Juga akan terjadi refluks, karena makanan belum dicerna maka bisa berbalik dari lambung ke kerongkongan (atau biasa disebut refluks) karena pengaruh gravitasi akibat kita tidur.

Thursday, July 11, 2013

2 Waktu Mustajab Untuk Berdoa Saat Ramadhan Yang Banyak Orang Abaikan


Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para shahabahnya.

Ada dua waktu istimewa di bulan puasa yang kurang diperhatikan. Kebanyakan orang mengisinya dengan sesuatu yang tak berguna, bahkan cenderung sia-sia. Mereka tidak mendekatkan diri kepada Allah di dua waktu tersebut. Padahal dua waktu tersebut merupakan saat mustajab untuk dikabulkannya doa.

Hikmah Sholat Tahiyatul Masjid

( SHALAT ) DIBALIK HIKMAH SHALAT TAHIYATUL MASJID - Melaksanakan tahiyatul masjid merupakan bentuk pemuliaan terhadap masjid sebagai baitullah (rumah Allah). Kedudukannya seperti mengucapkan salam saat memasuki rumah atau seperti mengucapkan salam saat bertemu saudara seiman. Imam Nawawi rahimahullaah berkata, “Sebagian mereka (ulama) mengungkapkannya dengan Tahiyyah Rabbil Masjid (menghormati Rabb -Tuhan yang disembah dalam- masjid), karena maksud dari shalat tersebut sebagai kegiatan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, bukan kepada masjidnya, karena orang yang memasuki rumah raja, ia akan menghormat kepada raja bukan kepada rumahnya.” (Lihat: Hasyiyah Ibnu Qasim: 2/252)